Diterbitkan Tanggal : November 12, 2016
Semakin anak beranjak dewasa, semakin banyak tantangan yang mereka hadapi, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Bagaimana anak merespon tantangan itu ternyata amat dipengaruhi oleh keterampilan hidup yang disebut dengan istilah 21st Century Skills.
Materi dibawakan dengan interaktif oleh Ricky. Dok: SUN
Menurut Ricky A. Suroso, trainer dari Adam Khoo Learning Technologies Group (AKLTG) – mitra SUN Foundation, dalam pengalamannya melatih ribuan pelajar Indonesia tingkat SMP hingga SMA, ia mendapati kesamaan perilaku anak Indonesia saat diminta untuk bertanya atau menjawab. “Mereka cepat sekali menunjuk tangan, tetapi menunjuk teman di sampingnya.” Apakah mereka tidak bisa menjawab? Ataukah mereka malu menjawab?
Apresiasi SUN Foundation kepada Ibu Chrisanty Budi Santoso-Kepala Sekolah SMAK 3 Penabur. Dok: SUN
Di Parents Seminar yang diadakan oleh SUN Foundation pada hari Sabtu, 12 November 2016 di SMAK 3 Penabur, Jakarta, Ricky menyebutkan kepada para orang tua siswa kelas 10-12 bahwa pendampingan kepada anak harus dimulai dari memiliki keyakinan atau ‘belief’ yang benar bahwa anak mereka tidak kalah dari anak lain. Ricky menyebutkan banyak selain kecerdasan yang diwariskan secara genetik, kemampuan anak bersaing banyak dipengaruhi dari faktor lingkungan dan bagaimana anak menjadi pribadi yang unggul dalam tiga (3) area yaitu Academic Skill, Goal Setting, dan Character.
Dalam Academic Skill, jika anak dapat memenuhi apa yang diminta oleh sekolah, mereka akan mendapat nilai. Nilai yang mereka dapatkan tergantung dari keseriusan belajar mereka. Tapi jika hasil yang didapat tidak sesuai harapan, anak akan dihadapkan pada kekecewaan. Ricky menjelaskan bahwa anak maupun orang tua perlu memahami bahwa dalam hidup ini ada kesuksesan, ada kegagalan. Jika gagal, it’s ok. Tapi harus belajar dari kegagalan.
Goal Setting atau menentukan tujuan (goal). Saat sudah beranjak remaja dan mengetahui bahwa cara mencapai goal itu tidak mudah, maka tidak sedikit anak yang tidak tahu apa goal mereka. Ricky mengajak para orang tua untuk memperkuat Goal Setting anak mereka dengan dua (2) cara yaitu menanyakan cita-cita anak dan alasannya. “Yes, it is the Why? Because children can always look back at their reason to achieve their goal and come back to pursue it,” tegas Ricky.
Terakhir adalah melatih karakter anak. Diibaratkan seperti gunung es (iceberg) di laut, karakter seseorang terdiri dari perilaku (behavior) yang terlihat di atas dan sikap (attitude) yang tersembunyi di bawahnya. Anak SMA bisa diajarkan untuk bersikap baik dan sopan saat ada kerabat berkunjung ke rumah kita, namun jika mereka melakukan itu dengan terpaksa, berarti perilaku dan sikap mereka tidak sejalan. Ricky mengajak orang tua untuk memahami ini dan berperan aktif dapat mengubah attitude anak dengan menjadi contoh yang baik dan memberitahu dengan seksama mengapa anak tidak boleh melakukan hal tersebut.
Ketiga tujuan di atas dicapai dengan optimal jika anak dibekali keterampilan abad 21 (21st Century Skills) yang menekankan pada empat (4) hal yaitu communication, collaboration, learning mastery, dan creative thinking.
Foto bersama peserta Parents Seminar. Dok: SUN
Banyak tips, aktivitas kelompok, dan video menarik yang dibagikan oleh Ricky sehingga tidak terasa dua (2) jam Parents Seminar sudah berlalu. Di akhir sesi, Ricky mengingatkan bahwa yang terpenting dari semua ini adalah keluarga. Sekolah mendidik anak dari pagi hingga sore, namun anak pulang kembali ke keluarga dan akan mendapati orang tua mereka senantiasa siap mendampingi mereka.